UGMUGM

Gadjah Mada International Journal of BusinessGadjah Mada International Journal of Business

Penelitian ini mengembangkan studi tentang skala imajinasi yang dipicu iklan yang dikembangkan oleh Dewi dan Ang (2015). Skala imajinasi mencakup empat jenis imajinasi, yaitu imajinasi benefit‑anticipatory, imajinasi emotional‑bonding, imajinasi simbolik, dan imajinasi mind‑wandering. Pada makalah ini, konstruk yang diusulkan untuk masing‑masing tipe imajinasi dikaitkan dengan konstruk relevan lain yang telah ada dalam literatur pemasaran. Tujuan penelitian ini bersifat ganda. Pertama, menetapkan validitas nomologis ukuran imajinasi dengan menempatkannya dalam kerangka konsep hedonic‑utilitarian yang diusulkan oleh Holbrook dan Hirschman (1983). Kedua, meneliti secara empiris pengaruh faktor situasional, yaitu eksekusi iklan konkret versus abstrak, terhadap pemicu imajinasi. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental faktor campuran dengan delapan sub‑kelompok partisipan. Hasil penelitian menunjukkan validitas nomologis skala imajinasi, di mana keempat tipe imajinasi berhasil dipicu oleh produk hedonic atau utilitarian yang ditampilkan dalam iklan serta faktor situasional (iklan abstrak vs konkret).

Penelitian ini memberikan bukti empiris atas skala imajinasi yang dikembangkan oleh Dewi dan Ang (2015).Dalam konteks produk hedonic dan utilitarian, skala tersebut berperilaku sesuai harapan, yaitu produk hedonic dibandingkan produk utilitarian memicu lebih banyak imajinasi.Bukti empiris juga mengonfirmasi bahwa evaluasi produk hedonic versus utilitarian memengaruhi pembentukan sikap menjadi lebih berbasis afek atau kognisi.Penelitian ini juga mendukung argumen bahwa imajinasi difasilitasi oleh pembatasan rangsangan dan rangsangan yang kurang konkret, yang memberikan kebebasan interpretasi lebih besar.hubungan negatif ditemukan antara tingkat kekonkretan rangsangan dan keempat tipe imajinasi.Namun, hipotesis dalam penelitian ini tidak membahas efek gabungan dari tipe produk dan eksekusi iklan.Oleh karena itu, studi lanjutan mengenai interaksi kedua faktor tersebut pada pemicu keempat tipe imajinasi diperlukan untuk mengidentifikasi faktor paling signifikan yang memengaruhi proses konsumen.Selanjutnya, hubungan antara pemicu imajinasi dan intensitas pembelian belum diuji, padahal intensitas pembelian dapat menjadi proksi perilaku pembelian nyata.Terakhir, diperlukan pengujian nomologis lebih lanjut serta studi aplikasi yang meneliti strategi eksekusi iklan lain, seperti transformasional versus informasional, kesimpulan versus non‑kesimpulan, serta iklan yang diharapkan versus tidak diharapkan, untuk mengevaluasi efektivitasnya dalam memicu imajinasi.

Penelitian lanjutan sebaiknya menyelidiki efek interaksi antara tipe produk (hedonik vs utilitarian) dan jenis eksekusi iklan (abstrak vs konkret) terhadap masing‑masing empat tipe imajinasi, sehingga dapat mengidentifikasi faktor paling dominan dalam memengaruhi proses kognitif dan afektif konsumen. Selain itu, penting untuk mengeksplorasi hubungan kausal antara pemicu imajinasi dan niat pembelian, dengan menguji apakah peningkatan tingkat imajinasi secara signifikan meningkatkan kecenderungan konsumen untuk melakukan pembelian nyata, sehingga memperkuat validitas nomologis skala imajinasi. Selanjutnya, studi harus memperluas cakupan strategi eksekusi iklan dengan membandingkan efek iklan transformasional versus informasional, iklan yang menyajikan kesimpulan dibandingkan yang tidak menyajikan kesimpulan, serta iklan yang diharapkan versus iklan yang tidak diharapkan, untuk memahami bagaimana variasi strategi tersebut memengaruhi intensitas imajinasi dan sikap konsumen. Penelitian-penelitian ini dapat dilakukan dengan desain eksperimental faktorial berukuran besar, melibatkan sampel yang beragam, serta mengintegrasikan pengukuran niat pembelian dan sikap afektif‑kognitif, sehingga menghasilkan temuan yang lebih komprehensif dan aplikatif bagi praktisi pemasaran.

File size561.89 KB
Pages19
DMCAReportReport

ads-block-test