UNDIPUNDIP
Nurse Media Journal of NursingNurse Media Journal of NursingLatar belakang: Stres dalam konteks studi akademik dikenal sebagai salah satu faktor penyebab kasus bunuh diri di institusi pendidikan tinggi di seluruh dunia. Di tingkat lokal, masih sedikit penelitian yang mengkaji area ini pada mahasiswa keperawatan. Mengingat stres merupakan hal yang tidak dapat dihindarkan selama Related Learning Experience (RLE), penting untuk mengenali faktor-faktor stres yang dapat memengaruhi kualitas RLE mereka. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi faktor-faktor stres dan strategi coping yang umum digunakan oleh mahasiswa keperawatan dalam mengelola stres selama RLE mereka serta hubungan antara keduanya. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan teknik total enumeration sampling. Instrumen kuesioner yang telah diuji coba digunakan untuk mengumpulkan data dari 191 mahasiswa keperawatan tingkat junior dan senior dari dua sekolah keperawatan di Kota Iligan. Analisis data menggunakan rata-rata tertimbang, deviasi standar, persentase, dan koefisien korelasi Spearman. Hasil: Temuan menunjukkan bahwa Instruktur Klinis (Rata-rata=3,01) dianggap sebagai sumber stres utama dibandingkan faktor intrapersonal dan interpersonal lainnya. Mahasiswa banyak menggunakan strategi coping baik intrapersonal (Konsep Diri Rata-rata=3,75) maupun interpersonal (Fungsi Peran Rata-rata=4,13, Kemandirian Rata-rata=3,46). Ketika kebingungan keterampilan klinis meningkat, kolaborasi dengan orang lain cenderung menurun (r=-0,259, p=0,000). Selain itu, ketika stres dari perawat staf berkurang, penggunaan konsep diri positif juga menurun (r=0,152, p=0,035). Sementara itu, ketika mahasiswa merasa stres terhadap rekan tugas (duty-mate), mereka lebih banyak menggunakan mekanisme coping fisiologis (r=0,160, p=0,027). Ketika instruktur klinis menyebabkan stres, mereka kurang menggunakan strategi coping fisiologis (r=-0,237, p=0,001) dan kemandirian (r=-0,317, p=0,000). Kesimpulan: Di antara semua faktor stres, instruktur klinis menjadi penyebab utama stres bagi mahasiswa. Faktor-faktor stres yang dirasakan memengaruhi penggunaan strategi coping intrapersonal dan interpersonal secara efektif. Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi pendidik keperawatan, sekolah keperawatan, serta lembaga pengawas dalam merancang kurikulum yang holistik dan membantu mahasiswa mengelola stres secara sehat.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa stres merupakan hal yang tidak terhindarkan dalam pengalaman pembelajaran terkait (RLE) mahasiswa keperawatan.Semua faktor stres intrapersonal dan interpersonal umumnya jarang menyebabkan stres, kecuali instruktur klinis yang memberikan stres secara moderat.Instruktur klinis menjadi faktor yang paling menyebabkan stres dibandingkan faktor lainnya.Mahasiswa banyak menggunakan strategi coping baik intrapersonal maupun interpersonal.Namun, ketika stres dari instruktur klinis meningkat, penggunaan strategi coping seperti kemandirian dan fisiologis justru menurun.Penelitian ini memberikan gambaran bahwa hubungan supervisi antara instruktur dan mahasiswa sangat penting dalam mengurangi tingkat stres selama RLE.
Penelitian selanjutnya bisa mengeksplorasi bagaimana perilaku spesifik dari instruktur klinis dapat memengaruhi tingkat stres dan kinerja mahasiswa keperawatan di berbagai institusi pendidikan. Selain itu, akan berguna jika dilakukan studi longitudinal untuk melihat perubahan pola coping mahasiswa seiring berjalannya waktu selama masa pendidikan keperawatan. Studi pembanding juga bisa dilakukan antara program pendidikan keperawatan dengan dan tanpa intervensi manajemen stres untuk menilai efektivitas pendekatan tersebut dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis mahasiswa. Penelitian ini penting untuk memperkuat hubungan antara peningkatan kualitas pengajaran klinis, pengurangan stres mahasiswa, dan peningkatan kompetensi klinis di masa depan. Dengan pendekatan ini, nantinya bisa dirancang model pendidikan keperawatan yang lebih adaptif dan mendukung secara emosional bagi mahasiswa, serta memberikan rekomendasi konkret bagi institusi dalam merancang strategi pendampingan yang lebih efektif selama RLE.
- Stress and coping strategies among Malawian nursing students | AMEP. stress coping strategies malawian... doi.org/10.2147/AMEP.S300457Stress and coping strategies among Malawian nursing students AMEP stress coping strategies malawian doi 10 2147 AMEP S300457
- Stressors and Coping Strategies as Perceived among Nursing Students during Related Learning Experience... doi.org/10.14710/nmjn.v14i1.53987Stressors and Coping Strategies as Perceived among Nursing Students during Related Learning Experience doi 10 14710 nmjn v14i1 53987
- Establishing a secure connection .... establishing secure connection hold tight security service protect... doi.org/10.1590/0104-07072018000370014Establishing a secure connection establishing secure connection hold tight security service protect doi 10 1590 0104 07072018000370014
- Nursing Research. nursing research doi.org/10.1097/NNR.0000000000000383Nursing Research nursing research doi 10 1097 NNR 0000000000000383
| File size | 439.26 KB |
| Pages | 15 |
| DMCA | ReportReport |
Related /
UNDIPUNDIP Di institusi pendidikan tinggi, peran tenaga pengajar keperawatan sangat penting untuk mencetak tenaga perawat yang profesional. Transisi dari peran tenagaDi institusi pendidikan tinggi, peran tenaga pengajar keperawatan sangat penting untuk mencetak tenaga perawat yang profesional. Transisi dari peran tenaga
UNDIPUNDIP Kesimpulan: Perawat memiliki sikap, pengetahuan, dan aplikasi PBK yang positif, namun hambatan organisasi dan komunikasi tetap signifikan, menekankan perlunyaKesimpulan: Perawat memiliki sikap, pengetahuan, dan aplikasi PBK yang positif, namun hambatan organisasi dan komunikasi tetap signifikan, menekankan perlunya
UNDIPUNDIP Meski lingkungan kerja secara signifikan memengaruhi kualitas perawatan dan kepuasan kerja, penelitian mengenai hubungan antara lingkungan kerja dan kesuksesanMeski lingkungan kerja secara signifikan memengaruhi kualitas perawatan dan kepuasan kerja, penelitian mengenai hubungan antara lingkungan kerja dan kesuksesan
UNDIPUNDIP Tujuan: Studi ini bertujuan untuk meninjau kembali dan menilai kepuasan kerja serta niat untuk tetap berkarier di dua rumah sakit di Filipina. Metode:Tujuan: Studi ini bertujuan untuk meninjau kembali dan menilai kepuasan kerja serta niat untuk tetap berkarier di dua rumah sakit di Filipina. Metode:
Useful /
UNDIPUNDIP Praktisi kesehatan dapat memanfaatkan data ini sebagai dasar penelitian selanjutnya dalam mengembangkan alat deteksi diri untuk menilai risiko kanker ovarium.Praktisi kesehatan dapat memanfaatkan data ini sebagai dasar penelitian selanjutnya dalam mengembangkan alat deteksi diri untuk menilai risiko kanker ovarium.
UNDIPUNDIP Metode: Penelitian cross‑sectional dilakukan pada 410 mahasiswa keperawatan yang direkrut melalui strategi sampling acak sederhana. Data dikumpulkanMetode: Penelitian cross‑sectional dilakukan pada 410 mahasiswa keperawatan yang direkrut melalui strategi sampling acak sederhana. Data dikumpulkan
UNDIPUNDIP Tujuan: Penelitian ini meneliti faktor determinan HRQoL fisik dan mental pada pasien kanker payudara selama COVID‑19. Metode: Sebuah studi cross‑sectionalTujuan: Penelitian ini meneliti faktor determinan HRQoL fisik dan mental pada pasien kanker payudara selama COVID‑19. Metode: Sebuah studi cross‑sectional
UNDIPUNDIP Responden direkrut menggunakan teknik sampling total. QOL diukur dengan kuesioner WHOQOL‑BREF, sedangkan tingkat depresi dinilai menggunakan GeriatricResponden direkrut menggunakan teknik sampling total. QOL diukur dengan kuesioner WHOQOL‑BREF, sedangkan tingkat depresi dinilai menggunakan Geriatric