UNPANDUNPAND

Arsitektur Universitas Pandanaran JurnalArsitektur Universitas Pandanaran Jurnal

Pengembangan Ekowisata Mangrove Wonorejo yang mempunyai fungsi sebagai wisata alam dengan aspek konservasi yang seharusnya dapat meningkatkan ketertarikan pengunjung kembali setelah pada tahun 2019 mengalami penurunan. Penurunan jumlah angka kunjungan tersebut perlu dievaluasi sehingga pengelola dapat memperhatikan permasalahan yang terdapat pada “Ekowisata Mangrove Wonorejo di Kota Surabaya. Permasalahan utama salah satunya adalah pada ikoniknya yaitu dermaga, yang memiliki sifat mengundang ketertarikan para wisatawan seperti menaiki wahana perahu, namun memiliki masalah aliran air tidak sampai ke dermaga, penempatan tidak memperhatikan pasang surut, kondisi geologi, kedalaman kolam, dan luas pendukung operasional yang kurang standar. Perbaikan dan pemindahan dermaga serta perluasan dengan penerapan floating structures diusulkan untuk mengoptimalkan fungsi dermaga, menjawab perubahan iklim, dan meminimalisir dampak ekologi.

Pengembangan Ekowisata Mangrove Wonorejo dengan relokasi dermaga menggunakan floating structures berhasil mengoptimalkan fungsi dermaga, menyediakan fasilitas pendukung, dan memastikan aliran air yang baik sehingga operasional menjadi lebih lancar.Implementasi struktur mengapung mencegah kerusakan pada dermaga dan meningkatkan kehandalan struktural dalam kondisi pasang surut yang berubah-ubah.Hasil ini menunjukkan bahwa pendekatan floating structure dapat meningkatkan kualitas layanan wisata sekaligus melindungi lingkungan mangrove.

Penelitian selanjutnya dapat meneliti kinerja jangka panjang dan daya tahan struktur dermaga berbahan bambu yang mengapung di bawah variasi pasang surut serta beban pengunjung, untuk memastikan keamanan dan kelangsungan penggunaan. Selain itu, studi dampak ekologi instalasi dermaga mengapung terhadap dinamika sedimen dan keanekaragaman hayati mangrove perlu dilakukan, dengan membandingkan desain floating structure yang berbeda guna menemukan konfigurasi paling ramah lingkungan. Terakhir, dikembangkanlah kerangka kerja keputusan yang mengintegrasikan faktor sosial‑ekonomi, lingkungan, dan budaya untuk mengoptimalkan penempatan serta desain floating structures dalam konteks ekowisata pesisir, sehingga keputusan perancangan dapat menyeimbangkan kepentingan wisatawan, konservasi, dan komunitas lokal.

Read online
File size798.38 KB
Pages9
Short Linkhttps://juris.id/p-1t6
Lookup LinksGoogle ScholarGoogle Scholar, Semantic ScholarSemantic Scholar, CORE.ac.ukCORE.ac.uk, WorldcatWorldcat, ZenodoZenodo, Research GateResearch Gate, Academia.eduAcademia.edu
DMCAReport

Related /

ads-block-test