E JOURNALLPPMUNSAE JOURNALLPPMUNSA

Jurnal Kesehatan SamawaJurnal Kesehatan Samawa

Kejadiaan Out of Hospital Cardiac Arrest (OHCA) menjadi masalah global dengan angka kematian yang tinggi. Jumlah angka OHCA yang diberikan bantuan hidup dasar lebih besar dilakukan oleh bystander dan terbukti dapat meningkatkan angka harapan hidup. Tempat pendidikan memberikan akses yang lebih besar dalam penyebarluasan pengetahuan tentang bantuan hidup dasar sehingga dapat meningkatkan angka bystander. Hal tersebut menjadi dasar diperlukannya pemberian pembelajaran bantuan hidup dasar henti jantung dengan metode yang efektif pada mahasiswa. Tujuan: Mengetahui pengaruh metode pembelajaran simulasi bantuan hidup dasar terhadap keterampilan dan efikasi diri mahasiswa. Penelitian ini menggunakan desain quasy eksperimental dengan one group pretest-posttest design. Pengambilan sampel mengunakan teknik simple random sampling, didapatkan sampel sejumlah 20 responden. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan lembar observasi. Analisa data menggunakan SPSS. Hasil: Terdapat pengaruh yang signifikan antara keterampilan dan efikasi diri melakukan BHD metode simulasi dengan p-value 0,018. Kesimpulan: Terdapat peningkatan keterampilan dan efikasi diri mahasiswa setelah diberikan pembelajaran metode simulasi BHD.

Metode pembelajaran simulasi secara signifikan meningkatkan keterampilan dan efikasi diri mahasiswa dalam Bantuan Hidup Dasar (BHD).Hasil ini dapat menjadi dasar inovasi dalam metode pembelajaran BHD, dengan rekomendasi penggunaan manekin berfasilitas umpan balik untuk kualitas Resusitasi Jantung Paru (RJP) yang optimal.Penelitian lanjutan diperlukan untuk menguji retensi keterampilan dan efikasi diri BHD dengan simulasi dalam jangka waktu 3 hingga 6 bulan.

Setelah berhasil menunjukkan bahwa metode simulasi sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan dan rasa percaya diri mahasiswa dalam memberikan Bantuan Hidup Dasar (BHD), ada beberapa arah penelitian menarik untuk masa depan. Pertama, penting untuk mengetahui seberapa lama keterampilan BHD dan rasa percaya diri ini bertahan. Oleh karena itu, penelitian lanjutan sebaiknya menganalisis retensi atau daya ingat keterampilan dan efikasi diri BHD setelah pembelajaran simulasi dalam jangka waktu yang lebih panjang, misalnya 3 hingga 6 bulan atau bahkan setahun. Ini akan membantu kita memahami apakah mahasiswa masih mengingat dan mampu melakukan tindakan penyelamatan setelah beberapa waktu berlalu. Kedua, mengingat kemajuan teknologi, akan sangat bermanfaat untuk membandingkan efektivitas metode simulasi BHD yang berbeda. Misalnya, studi dapat membandingkan manekin canggih yang memberikan umpan balik langsung dengan simulasi berbasis realitas virtual (VR) atau aplikasi interaktif pada perangkat seluler. Apakah ada satu jenis simulasi yang lebih baik dalam meningkatkan keterampilan, efikasi diri, atau bahkan biaya yang lebih efisien? Ini penting untuk menemukan cara terbaik yang dapat diakses oleh lebih banyak orang. Ketiga, meskipun efikasi diri meningkat, motivasi untuk benar-benar menjadi penolong (bystander) dalam situasi darurat masih perlu diteliti. Penelitian dapat mengeksplorasi faktor-faktor apa saja, selain keterampilan dan rasa percaya diri, yang mendorong atau menghambat seseorang untuk memberikan BHD kepada korban henti jantung di tempat kejadian. Memahami hal ini akan membantu merancang program pelatihan yang tidak hanya meningkatkan kemampuan, tetapi juga menginspirasi keberanian untuk bertindak. Dengan begitu, kita bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa di masa depan.

  1. Journal of Emergencies, Trauma, and Shock. journal emergencies trauma shock journals.lww.com/onlinejets/fulltext/2010/03040/simulation_based_learning__just_like_the_real.9.aspxJournal of Emergencies Trauma and Shock journal emergencies trauma shock journals lww onlinejets fulltext 2010 03040 simulation based learning just like the real 9 aspx
  1. #simulasi hidup#simulasi hidup
Read online
File size535.04 KB
Pages9
Short Linkhttps://juris.id/p-1jY
DMCAReport

Related /

ads-block-test