IPBIPB

Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management)Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management)

Banjir bandang merupakan bencana banjir yang tiba‑tiba dapat dipicu oleh beberapa faktor, salah satunya adalah tanah longsor yang terjadi di daerah aliran sungai bagian atas. Di Kabupaten Bogor terdapat 14 kecamatan yang terletak di daerah aliran sungai Cisadane Hulu yang berisiko mengalami banjir bandang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan penilaian kerentanan sosial, ekonomi, fisik, dan lingkungan masyarakat di daerah aliran sungai Cisadane Hulu berdasarkan modifikasi pedoman Penilaian Risiko Bencana dari Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 12 Tahun 2012. Penilaian kerentanan ini merupakan bagian dari penilaian risiko bencana, yang bertujuan menunjukkan potensi dampak negatif bencana yang terjadi di suatu wilayah, seperti jumlah jiwa yang terancam, kerugian properti, dan kerusakan lingkungan. Berdasarkan indeks kerentanan, daerah aliran sungai Cisadane Hulu memiliki kelas kerentanan banjir bandang tinggi hingga sangat tinggi, dengan sepuluh kecamatan berada pada kelas indeks kerentanan tinggi dan empat belas kecamatan pada kelas indeks sangat tinggi. Tingkat kerentanan di kecamatan dipengaruhi oleh kerentanan sosial, fisik, dan ekonomi yang berada pada kelas tinggi hingga sangat tinggi dibandingkan kecamatan lainnya. Peta kelas indeks kerentanan yang dihasilkan diharapkan dapat dijadikan referensi bagi pemerintah daerah dan pihak terkait dalam perencanaan tata ruang wilayah dan mitigasi bencana banjir bandang.

Penelitian ini menunjukkan bahwa kerentanan sosial, ekonomi, fisik, dan lingkungan masyarakat di Daerah Aliran Sungai Cisadane Hulu bervariasi dari tingkat sedang hingga sangat tinggi, yang penting untuk perencanaan mitigasi bencana.Kecamatan dengan kerentanan sangat tinggi meliputi Caringin, Ciampea, Ciawi, Cigombong, Cijeruk, Ciomas, Dramaga, Kemang, Leuwiliang, Megamendung, Rancabungur, Rumpin, Tamansari, dan Tenjolaya, sehingga memerlukan perhatian khusus.Diharapkan pihak berwenang setempat dapat mempertimbangkan temuan ini secara serius dan merumuskan langkah-langkah untuk mengurangi kerentanan komunitas terhadap banjir bandang.

Penelitian selanjutnya dapat menyelidiki dinamika temporal kerentanan banjir bandang di wilayah hilir Sungai Cisadane dengan memanfaatkan data citra satelit berurutan serta data sosial‑ekonomi untuk mengidentifikasi perubahan pola risiko seiring waktu; selanjutnya, pengembangan dan validasi sistem peringatan dini berbasis komunitas yang menggabungkan pengetahuan lokal dan jaringan sensor dapat diuji untuk meningkatkan kesiapsiagaan di kecamatan dengan kerentanan sangat tinggi; terakhir, evaluasi efektivitas tindakan adaptasi berbasis ekosistem, seperti program reboisasi dan restorasi lahan basah, dapat dilakukan untuk menilai dampaknya dalam mengurangi kerentanan fisik dan lingkungan di daerah aliran sungai tersebut. Kombinasi ketiga riset ini diharapkan memberikan pemahaman yang lebih komprehensif dan solusi berkelanjutan bagi mitigasi banjir bandang di wilayah Cisadane.

  1. NHESS - Flash floods versus river floods – a comparison of psychological impacts and implications... doi.org/10.5194/nhess-20-999-2020NHESS Flash floods versus river floods Ae a comparison of psychological impacts and implications doi 10 5194 nhess 20 999 2020
  2. Evaluasi Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan di Daerah Aliran Sungai Cisadane Kabupaten Bogor | Trimarwanti... doi.org/10.14710/pwk.v10i1.7632Evaluasi Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan di Daerah Aliran Sungai Cisadane Kabupaten Bogor Trimarwanti doi 10 14710 pwk v10i1 7632
  1. #bencana banjir#bencana banjir
File size972.02 KB
Pages12
DMCAReportReport

ads-block-test