UMSUMS

Forum GeografiForum Geografi

Perhatian yang semakin besar telah diberikan pada studi multi-hazard dalam disiplin bencana lingkungan selama dekade terakhir. Studi multi-hazard menitikberatkan pada kejadian, interaksi, dan dampak beberapa bahaya alam di wilayah yang sama. Meskipun jumlah studi multi-hazard meningkat, sedikit penelitian yang menitikberatkan pada peristiwa multi-hazard berskala global. Dengan tujuan mengisi kekosongan tersebut, penelitian ini berfokus pada identifikasi periode selama 1,5 juta tahun terakhir zaman Pleistosen, di mana bahaya alam muncul secara hampir paralel (misalnya, tumbukan asteroid dan letusan gunung berapi super dengan Indeks Eksplosivitas Vulkanik (VEI) 8 dan 7) yang memperkuat efek individualnya dan menyebabkan perubahan jangka panjang berskala global. Dari tujuh peristiwa multi-hazard potensial yang diidentifikasi, tiga dianggap sebagai peristiwa berskala global dengan dampak lingkungan (paleoklimatik) jangka panjang, yakni pada sekitar 1,4 Ma (Marine Isotope Stage – MIS45), 1,0 Ma (MIS 27), dan 100 ka (MIS 5c). Dua periode tambahan (sekitar 50 ka dan 20 ka) diidentifikasi terkait dengan peristiwa multi-hazard yang mungkin menyebabkan episode iklim mirip “Little Ice Age pada akhir Pleistosen. Selain itu, kami mengajukan hipotesis tentang respons iklim kompleks terhadap peristiwa multi-hazard berskala global yang terdiri dari rangkaian tumbukan asteroid dan letusan gunung berapi, yang berhubungan dengan perubahan polaritas geomagnetik, khususnya pada Batas Matuyama‑Brunhes, yang mungkin menghasilkan pendinginan global dan berkontribusi pada langkah pendinginan akhir Transisi Awal‑Tengah Pleistosen.

Penelitian ini mengidentifikasi tujuh potensi peristiwa multi-hazard pada 1,5 juta tahun terakhir Pleistosen, di mana tiga di antaranya (sekitar 1,4 Ma, 1,0 Ma, dan 100 ka) berpotensi menghasilkan dampak global jangka panjang pada iklim paleo.Dua periode tambahan (~50 ka dan ~20 ka) mungkin menyebabkan episode iklim mirip Little Ice Age, sementara lima peristiwa lainnya memiliki dampak lokal atau regional.Penulis mengusulkan bahwa kombinasi dampak asteroid, erupsi supervolcano, dan perubahan polaritas geomagnetik, khususnya pada Batas Matuyama‑Brunhes, dapat memperkuat pendinginan global dan berkontribusi pada transisi periode glacial‑interglacial dari siklus 40 ka ke 100 ka.

Pertama, peneliti dapat mengembangkan model iklim numerik yang mensimulasikan efek gabungan tumbukan asteroid dan letusan supervolcano pada suhu global serta dinamika siklus glasial pada masa Pleistosen, sehingga memperjelas kontribusi masing‑masing bahaya terhadap perubahan iklim jangka panjang. Kedua, survei lapangan yang terfokus pada wilayah laut dan daerah pesisir yang belum teridentifikasi dapat dilakukan untuk menemukan kawah potensial tumbukan asteroid, dengan menggunakan teknik geokronologi modern untuk menentukan umur dan menilai dampak lingkungan yang diakibatkannya. Ketiga, studi interdisipliner yang mengintegrasikan data paleomagnetik, model radiasi kosmik, dan simulasi aerosol dapat menyelidiki hubungan antara fluktuasi medan magnet bumi, intensitas radiasi kosmik, dan pembentukan awan, serta implikasinya terhadap pendinginan iklim pada periode perubahan polaritas geomagnetik. Penelitian-penelitian ini akan memperluas pemahaman tentang mekanisme multi‑hazard global dan meningkatkan kemampuan prediksi dampak bencana alam di masa depan.

  1. Searching for potential multi-hazard events during the last 1.5 million years of the Pleistocene epoch... journals.ums.ac.id/index.php/fg/article/view/16093Searching for potential multi hazard events during the last 1 5 million years of the Pleistocene epoch journals ums ac index php fg article view 16093
  2. Home Page. home page foundation profit organization govern digital object identifier system behalf agencies... Doi.OrgHome Page home page foundation profit organization govern digital object identifier system behalf agencies Doi Org
File size992.84 KB
Pages15
DMCAReportReport

ads-block-test