BCRECBCREC

Bulletin of Chemical Reaction Engineering & CatalysisBulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis

Penurunan cadangan bahan bakar fosil yang semakin cepat serta kekhawatiran lingkungan telah mempercepat pencarian alternatif berkelanjutan, sehingga biodiesel dipilih sebagai sumber energi terbarukan. Gliserol, produk sampingan utama biodiesel, telah banyak diteliti untuk dikonversi menjadi senyawa bernilai tambah seperti asam laktat, asam akrilat, dan 1,2-propanediol (1,2-PDO). Katalis berbasis tembaga (Cu) menjadi populer karena biaya yang rendah, efisiensi katalitik tinggi, serta ramah lingkungan. Tinjauan ini memaparkan berbagai sistem katalis Cu untuk konversi gliserol melalui proses utama seperti hidrogenolisis, oksidasi, reformasi uap, dan dehidrasi. Fokus pembahasan adalah cara katalis bimetalik Cu‑Ni, Cu‑Co, dan Cu‑Zn meningkatkan selektivitas reaksi dan laju konversi melalui interaksi sinergis, dispersi logam yang lebih baik, serta sifat redoks yang teroptimasi. Selain itu, metode sintesis katalis baru seperti penguapan amonia, hidrotérmal, dan pertukaran ion telah menunjukkan peningkatan stabilitas dan kemampuan penggunaan kembali. Hasil kajian menunjukkan katalis Cu dapat mempercepat konversi gliserol dengan jalur selektif menghasilkan 1,2-PDO, asam laktat, dan asam akrilat pada kondisi optimal. Namun, deaktivasi katalis akibat sintering dan pembentukan kok tetap menjadi masalah. Penelitian di masa mendatang sebaiknya memusatkan pada pengembangan katalis multifungsional yang stabil, penambahan dukungan berbasis bio, serta optimalisasi kondisi reaksi untuk meningkatkan efisiensi jangka panjang dan kegunaan industri. Tinjauan ini menekankan potensi sistem katalis berbasis Cu dalam memajukan valorizasi gliserol dan menciptakan industri kimia yang lebih berkelanjutan.

Katalis berbasis tembaga terbukti sangat efektif dalam konversi industri gliserol menjadi produk bernilai seperti asam asetil, asam akrilat, asam laktat, dan 1,2‑propanediol melalui berbagai reaksi termasuk oksidasi, dehidrasi, hidrogenolisis, dan reformasi uap, dengan pemilihan katalis serta medium reaksi menjadi faktor kunci bagi selektivitas.Meskipun pembentukan kok dan deaktivasi katalis tetap menjadi tantangan utama, katalis tembaga dapat mengurangi akumulasi kok dan memperpanjang umur pakai katalis.Katalis bifungsional yang menggabungkan sifat asam dan oksidatif menawarkan keuntungan ekonomi dengan mengurangi produk sampingan, menurunkan pembentukan kok, dan meningkatkan efisiensi proses serta hasil produk yang diinginkan.

Penelitian lanjutan dapat mengeksplorasi desain katalis trifungsional yang mengintegrasikan situs asam, oksidatif, dan reduktif dalam satu struktur untuk meningkatkan selektivitas pada produk target sekaligus menekan pembentukan kok; selanjutnya, studi komprehensif tentang penggunaan dukungan berbasis biomassa, seperti serat selulosa atau lignin, dapat menilai dampak lingkungan serta stabilitas jangka panjang katalis Cu pada konversi gliserol; terakhir, penerapan teknik pembelajaran mesin untuk memprediksi kombinasi logam tambahan, kondisi reaksi, dan sifat dukungan yang optimal dapat mempercepat penemuan katalis baru dengan performa unggul, sekaligus meminimalkan eksperimen laboratorium yang memakan waktu.

  1. Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis. harnessing copper potential review based catalysts... doi.org/10.9767/bcrec.20341Bulletin of Chemical Reaction Engineering Catalysis harnessing copper potential review based catalysts doi 10 9767 bcrec 20341
File size1.18 MB
Pages28
DMCAReportReport

ads-block-test