PUSKOMCERIAPUSKOMCERIA

Pena: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan TeknologiPena: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tumpangsari padi‑rumput serta aplikasi asap cair tempurung kelapa terhadap pertumbuhan, karakter fisiologis, dan hasil padi gogo. Penelitian dilakukan pada desa Cendana, Kecamatan Kutasari, Kabupaten Purbalingga selama bulan Maret hingga Agustus 2015 dengan desain percobaan lahan split‑plot tiga ulangan. Plot utama terdiri atas padi monokultur, padi‑rumput gajah, dan padi‑sereh; subplot berupa tiga dosis asap cair (tanpa, konsentrasi 1:200, dan 1:400). Variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah anakan, biomassa, laju pertumbuhan, laju asimilasi bersih, kandungan klorofil, prolin, panjang malai, serta berat gabah. Hasil menunjukkan bahwa tumpangsari padi‑rumput dan aplikasi asap cair tidak memberikan peningkatan signifikan pada karakter pertumbuhan, fisiologi, maupun hasil padi gogo.

Intercropping padi‑rumput gajah tidak meningkatkan pertumbuhan, fisiologi, maupun hasil padi gogo karena keterbatasan air dan curah hujan di bawah 200 mm.Aplikasi asap cair tempurung kelapa pada dosis yang diuji tidak berpengaruh signifikan terhadap karakter pertumbuhan, fisiologi, dan hasil padi gogo.Namun, aplikasi asap cair dengan konsentrasi 1.400 pada pola tanam monokultur mampu meningkatkan jumlah malai produktif dan bobot gabah per rumpun.

Penelitian selanjutnya dapat mengeksplorasi pengaruh variasi konsentrasi dan jadwal aplikasi asap cair tempurung kelapa pada berbagai kondisi kelembaban tanah untuk menentukan dosis optimal yang meningkatkan pertumbuhan padi gogo tanpa menimbulkan stres air; selanjutnya, studi dapat menilai potensi intercropping dengan tanaman legum seperti kacang hijau atau kacang tanah untuk meningkatkan ketersediaan nitrogen dan mengurangi kompetisi air serta hara antara padi dan rumput, sehingga memperbaiki performa fisiologis dan produktivitas; terakhir, penggunaan teknologi penginderaan jauh seperti citra satelit atau drone dapat dipelajari untuk memantau secara real‑time tingkat stres tanaman pada sistem tumpangsari, memungkinkan penyesuaian manajemen irigasi dan pemupukan secara tepat waktu, yang pada gilirannya dapat meningkatkan efisiensi sumber daya dan hasil panen.

File size135.65 KB
Pages14
DMCAReportReport

ads-block-test