UMPOUMPO

Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu EkonomiEkuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi

Ketimpangan ekonomi antar wilayah sering kali mencerminkan ketidakseimbangan struktural dan keterbatasan efektivitas kebijakan pembangunan yang ada. Oleh karena itu, penting untuk mengkaji faktor-faktor yang memengaruhi dinamika pertumbuhan regional. Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak Dana Bagi Hasil (DBH), tenaga kerja, dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode Geographically Weighted Panel Regression (GWPR) untuk melihat pengaruh variabel independen pada pertumbuhan ekonomi di berbagai kabupaten dan kota di Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan tiga klasifikasi spasial. Pertama, terdapat wilayah di mana tidak ada variabel prediktor yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, yaitu meliputi 37 kabupaten termasuk Trenggalek. Kedua, terdapat wilayah di mana variabel tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan di seluruh 37 kabupaten/kota di Jawa Timur. Ketiga, terdapat wilayah di mana DBH berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, kecuali Trenggalek. Selain itu, PMTB juga terbukti sebagai variabel yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten Lumajang, Jember, Bondowoso, Situbondo, Probolinggo, Pasuruan, Sidoarjo, serta Kota Probolinggo dan Kota Pasuruan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan Geographically Weighted Panel Regression (GWPR) untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di 37 kabupaten/kota di Jawa Timur.Hasil menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen berbeda-beda di setiap wilayah.Variabel Dana Bagi Hasil (DBH) memiliki pengaruh signifikan di sebagian besar kabupaten/kota, kecuali Trenggalek.Variabel tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan di seluruh wilayah Jawa Timur.Variabel Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) memiliki pengaruh signifikan di beberapa kabupaten seperti Lumajang, Jember, Bondowoso, Situbondo, Probolinggo, Pasuruan, dan Sidoarjo, namun berpengaruh negatif di wilayah lain seperti Pacitan, Ponorogo, Nganjuk, Madiun, Magetan, dan Bojonegoro.Metode GWPR dapat menjadi acuan bagi pembuat kebijakan dalam merumuskan kebijakan pembangunan daerah yang optimal dan sesuai dengan potensi spesifik masing-masing kabupaten atau kota.

Penelitian selanjutnya sebaiknya mengeksplorasi lebih dalam mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di daerah dengan tingkat pertumbuhan stagnan, seperti Trenggalek, agar dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif terkait ketidakberhasilan variabel DBH, tenaga kerja, dan PMTB dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Selain itu, penting juga dilakukan studi yang meneliti peran sektor unggulan daerah, seperti sektor pertanian atau industri tradisional, dalam memediasi efektivitas investasi atau dana pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi, khususnya di daerah-daerah yang menunjukkan dampak negatif dari PMTB. Terakhir, penelitian lanjutan perlu mengkaji model kebijakan keuangan daerah yang lebih adaptif terhadap karakteristik spasial masing-masing wilayah, agar distribusi dana dan investasi dapat lebih tepat sasaran dan berkontribusi signifikan terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi regional.

  1. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia | SERAMBI: Jurnal Ekonomi... doi.org/10.36407/serambi.v2i3.207Analisis Faktor faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia SERAMBI Jurnal Ekonomi doi 10 36407 serambi v2i3 207
  2. Uncovering The Spatial Variation of Factors Influencing Economic Growth: Empirical Evidence from East... doi.org/10.24269/ekuilibrium.v20i2.2025.pp246-258Uncovering The Spatial Variation of Factors Influencing Economic Growth Empirical Evidence from East doi 10 24269 ekuilibrium v20i2 2025 pp246 258
File size797.44 KB
Pages13
DMCAReportReport

ads-block-test