KKPKKP

Tingkat perkawinan yang sangat rendah dari induk udang harimau yang dibesarkan di kolam kemungkinan disebabkan oleh kematangan lambat dari stok jantan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi hormon gonadotropin yang dilepaskan salmon yang analog (sGnRHa) dalam merangsang kematangan gonad dari stok jantan udang harimau yang dibesarkan di kolam. Perlakuan dilakukan dengan tiga dosis sGnRHa yaitu 0,1 (OV-1), 0,2 (OV-2), dan 0,3 (OV-3) mL/kg berat udang dan kontrol adalah ablasi mata. sGnRHa diberikan melalui injeksi sebanyak tiga kali dengan interval satu minggu. Stok jantan dengan berat badan rata-rata awal 82,1 g secara acak didistribusikan ke dalam empat tangki beton 10 m3, 26 jantan untuk setiap tangki. Variabel yang diamati adalah kinerja spermatofora dan profil asam amino dan asam lemak otot dari stok jantan. Setelah induksi, jumlah jantan yang matures yang ditunjukkan oleh pelepasan spermatofora dari ampula terminal lebih tinggi pada udang yang diinduksi dengan OV-1 (80,8%) dibandingkan kontrol yang hanya 46,1%. Selain itu, udang yang dirawat OV-2 memiliki berat spermatofora tertinggi sebesar 0,16 g dibandingkan kontrol (0,11 g) dan dua kelompok lainnya. Profil asam amino meningkat seiring dengan dosis sGnRHa yang meningkat hingga 0,2 mL/kg dari 61,23% untuk jantan yang diablasi menjadi 71,27% untuk OV-2. Total asam lemak juga cenderung meningkat dengan meningkatnya dosis injeksi hormon, namun, jantan yang diablasi memiliki kandungan total asam lemak yang lebih tinggi daripada itu dari OV-1. Temuan ini menunjukkan bahwa dosis sGnRHa untuk merangsang kematangan gonadal dari udang harimau jantan yang dibesarkan di kolam dapat diterapkan pada rentang antara 0,1-0,2 mL/kg berat udang.

Manipulasi hormonal menggunakan sGnRHa pada tingkat 0,1 mL/kg menghasilkan 80,8% udang jantan yang matang yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol ablasi sebesar 46,1%.Spermatofora lebih besar pada dosis 0,2 mL/kg udang (0,155 g) dan pada dosis ini, protein otot dan total kandungan asam amino juga lebih tinggi pada tingkat 86,6% dan 71,27%, masing-masing.Dosis sGnRHa dalam induksi kematangan gonad udang harimau jantan yang dibesarkan di kolam dapat diterapkan pada rentang 0,1-0,2 mL/kg berat udang.

Berdasarkan temuan penelitian ini, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh jangka panjang dari dosis sGnRHa kepada kesehatan dan kesuburan induk udang harimau, terutama dengan pengujian dosis yang bervariasi. Selain itu, penelitian tentang metabolisme asam lemak yang lebih dalam pada udang jantan yang diinduksi dapat memberikan wawasan lebih mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas spermatofora. Selanjutnya, studi yang lebih lanjut diperlukan tentang interaksi antara lingkungan dan manajemen hormonal yang dapat meningkatkan tingkat pembuahan telur udang harimau dalam budidaya, agar menghasilkan rasio kelangsungan hidup larva yang lebih tinggi.

File size78.2 KB
Pages8
DMCAReportReport

ads-block-test