UNILAUNILA

Jurnal Sylva LestariJurnal Sylva Lestari

Taman Hutan Raya Tongkoh memiliki kondisi tempat tumbuh yang sangat baik untuk berbagai jenis tumbuhan berkhasiat obat. Penelitian tentang keragaman jenis tumbuhan obat di Taman Hutan Raya Tongkoh dibutuhkan karena minimnya informasi yang memadai tentang jenis-jenis tumbuhan obat yang ada di Taman Hutan Raya Tongkoh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis dan kelimpahan dari masing-masing jenis tumbuhan obat yang ada di blok pemanfaatan kawasan Tahura Tongkoh, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini telah dilakukan di blok pemanfaatan kawasan Tahura Tongkoh Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara dengan metode inventarisasi menggunakan metode garis berpetak yang peletakannya disusun secara sistematis dengan awal purpossive sampling yaitu berdasarkan keberadaan tumbuhan obat yang sudah diketahui oleh masyarakat di sekitar Taman Hutan Raya Tongkoh. Jarak antargaris rintis 200 m dan jarak antarplot di dalam garis rintis adalah 100 m. Hasil penelitian di Taman Hutan Raya Tongkoh diperoleh 25 jenis tumbuhan obat yang terbagi atas 21 famili. Kerapatan dan frekuensi tumbuhan obat yang tertinggi yaitu spesies pegagan (Centella asiatica) dengan kerapatan sebesar 9.500 individu/hektar dan frekuensi sebesar 0,26 sedangkan jenis pohon yang memiliki frekuensi dan kerapatan tertinggi adalah pinus (Pinus merkusii) dengan frekuensi sebesar 0,2 dan kerapatan 60 individu/hektar.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa.1) Terdapat 25 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat yang terbagi atas 21 famili di Taman Hutan Raya Tongkoh.Terjadi penurunan jumlah tumbuhan obat dari tahun 2012—2014 yaitu sebanyak 13 spesies.2) Spesies tumbuhan obat yang memiliki kelimpahan tertinggi yaitu pegagan (Centella asiatica) dengan kerapatan dan frekuensi yang paling tinggi, yaitu sebesar 9.500 individu/hektar dan frekuensi sebesar 0,26 dan pohon tergolong rendah dilihat dari persentasinya.

Berdasarkan latar belakang, metode, hasil, keterbatasan, dan saran penelitian lanjutan yang ada, berikut adalah beberapa saran penelitian lanjutan yang dapat dikembangkan: Pertama, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai potensi kandungan senyawa bioaktif pada tumbuhan obat yang ditemukan di Tahura Tongkoh, khususnya pada spesies pegagan (Centella asiatica) yang memiliki kelimpahan tinggi. Penelitian ini dapat mengidentifikasi senyawa-senyawa aktif yang bertanggung jawab atas khasiat obatnya, sehingga dapat menjadi dasar pengembangan produk farmasi atau suplemen kesehatan. Kedua, penelitian tentang efektivitas metode budidaya tumbuhan obat secara in-situ dan ex-situ di Tahura Tongkoh perlu dilakukan untuk memastikan keberlanjutan pasokan bahan baku obat tradisional. Metode budidaya yang tepat dapat meningkatkan populasi tumbuhan obat yang terancam punah dan mengurangi tekanan terhadap populasi liar. Ketiga, penelitian mengenai pengetahuan tradisional masyarakat sekitar Tahura Tongkoh tentang pemanfaatan tumbuhan obat perlu didokumentasikan dan dilestarikan. Pengetahuan ini merupakan warisan budaya yang berharga dan dapat menjadi sumber informasi penting untuk pengembangan obat-obatan herbal yang efektif dan aman. Dengan menggabungkan pengetahuan tradisional dengan penelitian ilmiah modern, kita dapat menciptakan solusi kesehatan yang berkelanjutan dan berdaya guna bagi masyarakat.

  1. #taman hutan raya#taman hutan raya
  2. #koleksi taman hutan#koleksi taman hutan
File size122.06 KB
Pages10
DMCAReportReport

ads-block-test