UINUIN

AHKAM : Jurnal Ilmu SyariahAHKAM : Jurnal Ilmu Syariah

Penelitian ini bertujuan untuk menyoroti fenomena gugatan cerai yang diajukan oleh istri di kalangan komunitas Muslim kelas menengah di Yogyakarta dan relevansinya dengan upaya dalam menegosiasikan peran mereka dalam perkawinan. Penelitian kualitatif ini mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dengan pendekatan sosiologis, studi ini mengungkapkan bahwa secara mayoritas kasus perceraian disebabkan oleh persoalan ekonomi, yang sering menjadi alasan utama. Dalam konteks perceraian ini, alasan utama perceraian yang diajukan oleh perempuan adalah kegagalan pasangan untuk mengekspresikan harga atau kehormatan diri, ketidakpuasan terhadap keseimbangan peran gender, dan perbedaan prinsip dalam mengambil keputusan, yang kesemuanya disebut sebagai soft dispute. Penelitian ini juga berargumen bahwa di kalangan masyarakat kelas menengah yang keduanya berpendidikan tinggi telah terjadi kesadaran yang tinggi tentang peran kesetaraan gender yang disebarluaskan oleh institusi sosial dan bahkan dalam batas tertentu telah menjadi ancaman terhadap pemikiran hukum tentang maskulinitas laki-laki pada pasangan. Hal ini karena kesadaran gender tersebut tidak dimiliki secara merata oleh kedua pasangan. Penelitian ini kemudian menegaskan bahwa soft dispute yang ditimbulkan dari kondisi tersebut dianggap secara hukum oleh hakim telah memenuhi atau relevan dengan ketentuan hukum sebagai alasan perceraian, yaitu perselisihan yang berlarut-larut.

Pertama, pendidikan dan karier tinggi berkontribusi pada kompleksitas hubungan perkawinan di kalangan kelas menengah di Yogyakarta.Kedua, terjadi perubahan alasan perceraian yang diajukan oleh perempuan, termasuk ketidakmampuan menyuarakan harga diri dan peran gender yang setara, berdasarkan peningkatan kesadaran gender.Ketiga, pengadilan menggunakan teks fiqh klasik untuk menginterpretasikan alasan perceraian yang tidak terkategorikan dari perempuan kelas menengah di Yogyakarta.

Peneliti dapat mengeksplorasi faktor pendidikan lebih dalam, khususnya hubungan antara tingkat pendidikan tinggi dan tren perceraian di kalangan kelas menengah Muslim dibandingkan dengan wilayah lain. Selain itu, mempelajari efektivitas advokasi dan pelatihan lembaga sosial seperti Rifka Annisa dalam meningkatkan kesadaran gender serta pengaruhnya terhadap keputusan perceraian. Penelitian lanjutan juga disarankan melihat konflik soft dispute dari sudut pandang pria, termasuk bagaimana persepsi maskulinitas dan stereotip gender menyebabkan ketidaksetaraan dalam peran pasangan. Penelitian ini dapat memberikan data baru tentang dinamika sosial dan hukum dalam perkawinan modern di masyarakat kelas menengah.

  1. Home Page. home page foundation profit organization govern digital object identifier system behalf agencies... Doi.OrgHome Page home page foundation profit organization govern digital object identifier system behalf agencies Doi Org
  2. Bargaining Equal Spousal Roles in Marital Life: The Phenomenon of Wife-Petitioned Divorce Among Middle-Class... doi.org/10.15408/ajis.v24i1.34038Bargaining Equal Spousal Roles in Marital Life The Phenomenon of Wife Petitioned Divorce Among Middle Class doi 10 15408 ajis v24i1 34038
  3. Persaksian Talak: Perspektif Ulama Sunni dan Syi'ah Imamiyah | Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam.... doi.org/10.24090/mnh.v14i2.3928Persaksian Talak Perspektif Ulama Sunni dan Syiah Imamiyah Al Manahij Jurnal Kajian Hukum Islam doi 10 24090 mnh v14i2 3928
  4. Identifikasi Faktor Penyebab Perceraian Sebagai Dasar Konsep Pendidikan Pranikah di Kabupaten Banyuwangi... doi.org/10.33087/jiubj.v19i1.541Identifikasi Faktor Penyebab Perceraian Sebagai Dasar Konsep Pendidikan Pranikah di Kabupaten Banyuwangi doi 10 33087 jiubj v19i1 541
  1. #peran gender#peran gender
File size506.95 KB
Pages18
DMCAReportReport

ads-block-test