APTKLHIAPTKLHI
Indonesian Journal of Forestry ResearchIndonesian Journal of Forestry ResearchKebakaran hutan dan lahan merupakan sumber emisi yang besar di Sumatera Selatan. Sejalan dengan kebijakan nasional, Provinsi Sumatera Selatan berkomitmen untuk mengurangi emisi, termasuk emisi dari kebakaran hutan dan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kehilangan cadangan karbon akibat kebakaran hutan dan lahan pada berbagai srtatum/tipe hutan di Sumatera Selatan tahun 2015. Penelitian dilakukan dengan pengukuran ulang pada plot-plot pengukuran cadangan karbon yang terbakar tahun 2015 yang mencakup 3 kabupaten di Sumatera Selatan, yaitu Kabupaten Musi Banyuasin, Banyuasin, dan Musi Rawas. Kehilangan cadangan karbon dihitung dengan membandingkan cadangan karbon sebelum dan sesudah terbakar pada 4 stratum/tipe hutan yang terbakar yaitu hutan rawa gambut sekunder, hutan lahan kering sekunder, semak belukar rawa, dan hutan tanaman. Pengukuran stok karbon dilakukan pada plot berbentuk persegi berukuran 20 m x 50 m untuk berbagai tipe hutan alam dan berbentuk lingkaran dengan jari-jari 11,29 m dan 7,98 m masing-masing untuk hutan tanaman dengan umur < 4 tahun dan > 4 tahun. Selanjutnya, stok karbon pada masing-masing plot diukur untuk 3 pool karbon, yaitu di atas permukaan tanah, kayu mati dan seresah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehilangan cadangan karbon bervariasi pada setiap stratum/tipe hutan. Kehilangan karbon terbesar terjadi pada hutan rawa gambut sekunder sebesar 94,2 t/ha atau setara dengan emisi 345 t CO2eq/ha. Kehilangan terbesar kedua terjadi pada hutan lahan kering sekunder sebesar 36,3 t/ha dan berikutnya pada hutan tanaman sebesar 18,5 t/ha dan semak belukar rawa sebesar 13,5 t/ha. Pada hutan rawa gambut sekunder dan hutan tanaman kehilangan karbon terbesar terjadi pada pool karbon biomass atas permukaan sedangkan pada hutan lahan kering sekunder dan semak belukar rawa, terjadi pada pool karbon kayu mati.
Berdasarkan analisis dampak kebakaran pada kerugian stok karbon di Sumatera Selatan tahun 2015, diketahui bahwa kerugian karbon bervariasi menurut tipe hutan.Kerugian terbesar terjadi pada hutan rawa gambut sekunder sebesar 94,2 t/ha atau setara dengan emisi 345 t CO2eq/ha.Kerugian terbesar kedua terjadi pada hutan lahan kering sekunder sebesar 36,3 t/ha, diikuti oleh hutan tanaman dan semak belukar rawa masing-masing sebesar 18,5 t/ha dan 13,5 t/ha.
Beberapa saran penelitian lanjutan yang dapat dikembangkan adalah: (1) Meneliti hubungan antara kejadian kebakaran berulang dengan dekomposisi gambut dalam jangka panjang, terutama pada kawasan hutan rawa gambut sekunder di Sumatera Selatan. (2) Mengkaji efektivitas berbagai metode pencegahan kebakaran (seperti pengelolaan lahan basah atau penggunaan alat pendeteksi dini) dalam mengurangi emisi karbon berdasarkan tipe hutan yang berbeda. (3) Menganalisis dampak ekonomi kebakaran hutan terhadap komunitas lokal, terutama pada hutan tanaman yang menghasilkan keuntungan langsung dari kegiatan silvikultur.
- Validate User. validate user sorry experiencing unusual traffic time please help confirm robot take content... doi.org/10.1093/biosci/biv106Validate User validate user sorry experiencing unusual traffic time please help confirm robot take content doi 10 1093 biosci biv106
- Fire Emissions and Carbon Uptake in Severely Burned Lenga Beech (Nothofagus pumilio) Forests of Patagonia,... fireecology.springeropen.com/articles/10.4996/fireecology.1101032Fire Emissions and Carbon Uptake in Severely Burned Lenga Beech Nothofagus pumilio Forests of Patagonia fireecology springeropen articles 10 4996 fireecology 1101032
- Deadwood biomass: an underestimated carbon stock in degraded tropical forests? - IOPscience. deadwood... iopscience.iop.org/article/10.1088/1748-9326/10/4/044019Deadwood biomass an underestimated carbon stock in degraded tropical forests IOPscience deadwood iopscience iop article 10 1088 1748 9326 10 4 044019
- Radware Bot Manager Captcha. radware manager captcha apologize ensure keep safe please confirm human... iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/54/1/012058Radware Bot Manager Captcha radware manager captcha apologize ensure keep safe please confirm human iopscience iop article 10 1088 1755 1315 54 1 012058
| File size | 718.25 KB |
| Pages | 11 |
| DMCA | ReportReport |
Related /
UMMUMM Studi ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang menghambat implementasi peraturan berbasis pariwisata berkelanjutan di desa wisata kawasan hutanStudi ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang menghambat implementasi peraturan berbasis pariwisata berkelanjutan di desa wisata kawasan hutan
APTKLHIAPTKLHI Karakteristik anatomi kayu genus Syzygium dari Manipur, India menunjukkan perbedaan yang signifikan antar spesies. Vessel, fiber, dan ray menunjukkan variasiKarakteristik anatomi kayu genus Syzygium dari Manipur, India menunjukkan perbedaan yang signifikan antar spesies. Vessel, fiber, dan ray menunjukkan variasi
IPBIPB Penelitian ini bertujuan (1) menganalisis hubungan antara tingkat muka air tanah dengan hotspot sebagai indikator kebakaran, dan (2) menganalisis hubunganPenelitian ini bertujuan (1) menganalisis hubungan antara tingkat muka air tanah dengan hotspot sebagai indikator kebakaran, dan (2) menganalisis hubungan
UNILAUNILA Jurnal Sylva Lestari telah menjadi wadah penting untuk penyebaran pengetahuan dalam bidang kehutanan dan pengelolaan sumber daya alam melalui artikel penelitianJurnal Sylva Lestari telah menjadi wadah penting untuk penyebaran pengetahuan dalam bidang kehutanan dan pengelolaan sumber daya alam melalui artikel penelitian
Useful /
APTKLHIAPTKLHI Penelitian ini menunjukkan bahwa metode ERT dapat digunakan untuk memetakan ketebalan gambut dan akuifer di Sumatera Selatan. Hasil penelitian ini dapatPenelitian ini menunjukkan bahwa metode ERT dapat digunakan untuk memetakan ketebalan gambut dan akuifer di Sumatera Selatan. Hasil penelitian ini dapat
UINUIN Fatwa selama ini disusun oleh lembaga keagamaan di Indonesia. Tidak banyak lembaga pendidikan Islam yang berbasis pada pesantren melakukan istinbāṭFatwa selama ini disusun oleh lembaga keagamaan di Indonesia. Tidak banyak lembaga pendidikan Islam yang berbasis pada pesantren melakukan istinbāṭ
UINUIN Penelitian ini bersumber dari dokumen fatwa-fatwa Lembaga Bahtsul Masail (LBM) NU dan Mejelis Tarjih (MT) Muhammadiyah selama periode 2000-2019. HasilPenelitian ini bersumber dari dokumen fatwa-fatwa Lembaga Bahtsul Masail (LBM) NU dan Mejelis Tarjih (MT) Muhammadiyah selama periode 2000-2019. Hasil
UNYUNY Sampel kepala sekolah memperoleh nilai KMO 0,738, dengan nilai MSA terendah 0,556 dan tertinggi 0,859, nilai communalities dan komponen matriks sesuai,Sampel kepala sekolah memperoleh nilai KMO 0,738, dengan nilai MSA terendah 0,556 dan tertinggi 0,859, nilai communalities dan komponen matriks sesuai,