UNUDUNUD

Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies)Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies)

Destinasi pariwisata internasional seperti Bali diketahui sebagai tempat di mana berbagai bahasa hidup berdampingan. Keberagaman linguistik ini membentuk cara masyarakat lokal menggunakan bahasa dalam interaksi mereka. Akan tetapi, penelitian tentang bahasa dalam konteks pariwisata Bali selama ini cenderung memandang bahasa sebagai entitas terpisah. Oleh karena itu, penelitian ini mengkaji pengalaman dan perspektif para pelaku pariwisata Bali terkait praktik bahasa mereka dalam kaitannya dengan ideologi bahasa. Pendekatan penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan wawancara semi-terstruktur sebagai metode pengumpulan data. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis tematik. Penelitian ini mengidentifikasi dua temuan utama: (1) translanguaging sebagai jembatan ekonomi dan budaya; dan (2) translanguaging sebagai tanda keterbukaan. Temuan tersebut menunjukkan bahwa multibahasa berfungsi sebagai sumber daya untuk konstruksi makna, yang bertentangan dengan perspektif monolingual yang memandang bahasa sebagai entitas terpisah. Penelitian ini diakhiri dengan implikasi dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.

Penelitian ini mengungkap bahwa para pelaku pariwisata di Bali mempraktikkan translanguaging sebagai jembatan ekonomi dan budaya serta sebagai tanda keterbukaan, sehingga multibahasa menjadi ideologi bersama yang bermanfaat dalam konteks pariwisata.Temuan ini mempertegas pentingnya memahami ideologi bahasa beragam yang dialami pelaku pariwisata, meski hasilnya terbatas pada konteks Bali dan tidak mencakup evolusi ideologi seiring waktu.Studi selanjutnya perlu mengeksplorasi dinamika perubahan ideologi bahasa dan penggunaan penuh repertoar linguistik individu dalam interaksi pariwisata untuk memperoleh pemahaman yang lebih holistik.

Penelitian lanjutan dapat mengambil pendekatan longitudinal untuk menelusuri proses perubahan ideologi bahasa yang dialami oleh pelaku pariwisata di Bali, misalnya melalui wawancara semi-struktural berulang setiap beberapa bulan dan analisis wacana dalam interaksi kerja sehari-hari, sehingga faktor-faktor pemicu pergeseran sikap dan strategi translanguaging dapat terungkap secara dinamis. Selain itu, studi etnografis mendalam di lokasi wisata utama seperti Kuta, Ubud, dan Denpasar dapat dilakukan dengan metode observasi partisipatif dan rekaman percakapan guna memetakan cara konkret penggunaan repertoar linguistik dalam situasi riil, termasuk tantangan, kreativitas, dan makna budaya yang muncul saat berkomunikasi dengan berbagai tipe wisatawan. Terakhir, riset komparatif yang membandingkan pelaku pariwisata lokal dengan pekerja non-lokal di Bali atau di destinasi lain di Indonesia dapat menjawab pertanyaan bagaimana latar belakang budaya dan lingkungan kerja mempengaruhi ideologi bahasa dan praktik translanguaging, serta mengidentifikasi pola umum dan unik dalam adaptasi multibahasa di sektor pariwisata. Pendekatan ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang evolusi ideologi bahasa dan strategi translanguaging, sekaligus memperkaya teori praktik multibahasa dalam konteks pariwisata.

  1. TRANSLANGUAGING PRACTICES IN A TERTIARY EFL CONTEXT IN INDONESIA | TEFLIN Journal. practices tertiary... doi.org/10.15639/teflinjournal.v33i1/47-74TRANSLANGUAGING PRACTICES IN A TERTIARY EFL CONTEXT IN INDONESIA TEFLIN Journal practices tertiary doi 10 15639 teflinjournal v33i1 47 74
  2. DOI Name 10.1093 Values. name values index type timestamp data serv crossref email doiadmin cnri reston... doi.org/10.1093DOI Name 10 1093 Values name values index type timestamp data serv crossref email doiadmin cnri reston doi 10 1093
  1. #pariwisata bali#pariwisata bali
File size818.26 KB
Pages16
DMCAReportReport

ads-block-test