HTPHTP

Jurnal kesehatan komunitas (Journal of community health)Jurnal kesehatan komunitas (Journal of community health)

Kota Pekanbaru dan Kabupaten Pelalawan ditetapkan sebagai wilayah Kejadian Luar Biasa (KLB) flu burung setelah terjadi kasus Flu Burung yang menyebabkan kematian warga. Terjadinya KLB dipengaruhi oleh faktor Lingkungan, Perilaku dan Pelayanan Kesehatan. Dilihat dari tingkat kegawatannya kasus ini harus segera diantisipasi sehingga tidak semakin meluas dan meresahkan masyarakat. Oleh karena itu perlu diketahui faktor yang cenderung mempengaruhi terjadinya penularan Flu Burung, sehingga masyarakat bisa lebih waspada terhadap segala kemungkinan penularan Virus H5N1. Rancangan Penelitian adalah Dekriptif Eksploratif dalam bentuk studi kasus. Subjek penelitian adalah semua penderita positif Avian Influenza dan pengelola program flu burung Kota Pekanbaru dan Kabupaten Pelalawan, yang dipilih secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan faktor lingkungan yang dominan cenderung terjadi pada keluarga yang melakukan aktivitas beternak unggas dan kasus ini cepat diatasi. Upaya penanggulangan oleh pemerintah untuk kasus yang berhubungan dengan unggas sudah mempunyai Standar Opersional Prosedur yang jelas sehingga kasus cepat teratasi. Faktor perilaku yang dominan mempengaruhi terjadinya kasus flu burung ialah pada keluarga yang mempunyai kebiasaan menggunakan pupuk kotoran unggas dan kebiasaan orang tua membawa anaknya ke tempat beresiko terjadinya flu burung.

Faktor lingkungan yang dominan memengaruhi penularan flu burung adalah keluarga yang beternak unggas dengan jarak tempat tinggal dekat kandang, jumlah unggas sedikit, dan kondisi kandang kotor.Faktor perilaku juga memengaruhi penularan, terutama kebiasaan menggunakan kotoran unggas sebagai pupuk dan membawa anak ke tempat berisiko.Upaya penanggulangan di Kota Pekanbaru dan Kabupaten Pelalawan sudah memiliki SOP yang jelas, namun belum didukung peraturan daerah dan alokasi anggaran yang memadai.

Pertama, perlu diteliti bagaimana efektivitas penerapan peraturan daerah tentang pemeliharaan unggas terhadap perubahan perilaku masyarakat di wilayah endemik flu burung, dibandingkan daerah tanpa peraturan khusus. Kedua, perlu dikaji pengaruh kondisi mikro-lingkungan seperti kelembapan tanah dan sirkulasi udara di sekitar kandang terhadap kelangsungan hidup virus H5N1 dan risiko penularan ke manusia dalam skala rumah tangga. Ketiga, perlu dilakukan penelitian tentang model intervensi lintas sektor yang melibatkan kesehatan, peternakan, dan pemerintah lokal dalam meningkatkan kemandirian masyarakat terhadap pencegahan flu burung, terutama dalam konteks keterbatasan anggaran dan koordinasi. Studi-studi ini akan melengkapi temuan penelitian sebelumnya yang menyebutkan hambatan dalam regulasi, lingkungan, dan dukungan sistem. Dengan pendekatan yang lebih mendalam dan terpadu, penelitian lanjutan dapat memberikan rekomendasi kebijakan yang lebih konkret. Fokus pada aspek mikro-lingkungan dan tata kelola lokal juga memperkuat kapasitas respons berbasis komunitas. Semua ide penelitian ini bertujuan untuk memperkuat sistem pencegahan dari akar penyebab yang telah diidentifikasi, bukan hanya pada aspek gejala atau respons darurat. Dengan demikian, strategi pencegahan dapat menjadi lebih berkelanjutan dan adaptif terhadap kondisi setempat.

  1. #faktor perilaku#faktor perilaku
File size288.62 KB
Pages7
DMCAReportReport

ads-block-test