UDBUDB

Infokes: Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika KesehatanInfokes: Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan

Rumah sakit merupakan tempat pemberi pelayanan kesehatan yang harus memberikan pelayanan yang efektif dan efisien kepada pasien. Perhitungan efisiensi pengelolaan tempat tidur rawat inap berdasarkan grafik Barber Johnson terdiri atas empat parameter, yaitu BOR, LOS, TOI dan BTO. Data yang diperoleh dari jumlah kunjungan rawat inap tiap bulan masih rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efisiensi pengelolaan tempat tidur berdasarkan indikator Barber Johnson di RSUI Yakssi Gemolong Sragen tahun 2017. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analisis deskriptif, metode pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara dengan pendekatan retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah rekapitulasi sensus harian rawat inap tahun 2017 dan sampel penelitian merupakan keseluruhan populasi yaitu rekapitulasi SHRI tahun 2017. Pengolahan data yaitu dengan cara pengumpulan data, koreksi data, klasifikasi, tabulasi, perhitungan dan penyajian data.

Nilai BOR di RSUI Yakssi Gemolong Sragen tahun 2017 belum mencapai standar ideal 75‑85%, dengan nilai tertinggi 60,78% (Mei) dan terendah 38,40% (Agustus), menunjukkan pengelolaan tempat tidur belum efisien.Nilai LOS, TOI, dan BTO sebagian besar berada dalam rentang standar Barber Johnson, namun TOI pada beberapa bulan (Juni, Juli, Agustus, Oktober) melebihi batas ideal karena BOR yang rendah, sehingga tempat tidur tidak produktif.Secara keseluruhan, tidak ada bulan yang memenuhi kriteria efisiensi pengelolaan tempat tidur menurut indikator Barber Johnson pada tahun 2017.

Penelitian lanjutan dapat menyelidiki faktor-faktor struktural dan manajerial yang mempengaruhi rendahnya Bed Occupancy Rate (BOR) di RSUI Yakssi Gemolong, dengan menggunakan pendekatan survei multivariat untuk mengidentifikasi variabel seperti ketersediaan layanan BPJS, strategi promosi, dan alokasi sumber daya manusia; analisis ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi kebijakan peningkatan okupansi. Selanjutnya, analisis komparatif antara rumah sakit yang menunjukkan tingkat efisiensi tinggi dan rendah dapat dilakukan untuk mengevaluasi peran kebijakan tarif, prosedur discharge, dan manajemen alur pasien terhadap Turn Over Interval (TOI), sehingga dapat merumuskan model optimal pengurangan TOI pada bulan dengan BOR rendah. Selain itu, pengembangan dan pengujian model prediktif berbasis machine learning yang memanfaatkan data sensus harian, demografi pasien, dan indikator klinis dapat membantu memproyeksikan kebutuhan tempat tidur secara real‑time, meningkatkan akurasi perencanaan kapasitas, dan menilai efektivitas intervensi berbasis data dalam meningkatkan semua indikator Barber Johnson pada periode berikutnya. Dengan mengintegrasikan temuan dari ketiga pendekatan tersebut, rumah sakit dapat membangun sistem manajemen tempat tidur yang responsif, meningkatkan efisiensi operasional, dan pada akhirnya memperbaiki kualitas pelayanan serta profitabilitas institusi.

File size589.39 KB
Pages15
DMCAReportReport

ads-block-test