Publisher

PresUnivPresUniv

Journal Expose: Jurnal Ilmu KomunikasiExpose: Jurnal Ilmu Komunikasi Abstract

Dalam konteks organisasi kontemporer, komunikasi semakin diakui sebagai kompetensi fungsional dan strategis yang berdampak pada kolaborasi, kinerja, dan budaya. Namun demikian, sedikit model komunikasi yang didasarkan pada data empiris untuk mengatasi dinamika sosial-budaya unik di tempat kerja Asia Tenggara, khususnya di Indonesia. Penelitian ini menyelidiki penerapan Tujuh Paradigma Komunikasi Cerdas yang diusulkan oleh Ginting, menggunakan survei terstruktur berisi 56 item yang diberikan kepada 116 profesional dari berbagai industri. Setiap paradigma dioperasionalkan melalui beberapa item, dan konsistensi internal dievaluasi menggunakan Cronbachs Alpha (α = 0,737–0,917). Temuan menunjukkan reliabilitas konstruk yang tinggi dan keselarasan kuat peserta terhadap kerangka kerja tersebut. Perhatian khusus diberikan pada empati, komunikasi berbasis data, dan orientasi proses, sementara unsur-unsur yang melekat secara budaya—seperti sungkan—menunjukkan nuansa kontekstual yang signifikan. Wawasan ini secara kuat mengonfirmasi relevansi model tersebut untuk pelatihan, audit komunikasi, dan inisiatif penelitian lintas budaya di masa depan.

Conclusion

Penelitian ini berhasil mengonfirmasi validitas empiris Tujuh Paradigma Komunikasi Cerdas dalam konteks profesional Indonesia, dengan tingkat reliabilitas internal yang kuat dan persepsi positif dari para profesional dari berbagai sektor.Paradigma yang menekankan kejelasan, data, dan orientasi audiens mendapatkan dukungan tinggi, sementara aspek yang terkait dengan komunikasi nonverbal dan keberanian berkomunikasi secara langsung menunjukkan variasi karena pengaruh norma budaya seperti sungkan.Temuan ini menunjukkan bahwa kerangka kerja tersebut relevan dan dapat disesuaikan untuk berbagai lingkungan organisasi, serta memberikan dasar bagi pengembangan pelatihan dan intervensi komunikasi yang lebih sensitif secara budaya.

Future Research

Pertama, perlu dikaji bagaimana penerapan Tujuh Paradigma Komunikasi Cerdas berbeda antara generasi muda dan senior di tempat kerja Indonesia, mengingat adanya potensi konflik antara nilai tradisional seperti sungkan dan tuntutan komunikasi yang lebih terbuka di era digital. Kedua, penting untuk mengevaluasi efektivitas paradigma ini dalam lingkungan kerja hibrida atau jarak jauh, terutama dalam hal persepsi pesan nonverbal (seperti ekspresi wajah dan intonasi suara) saat komunikasi hanya terjadi melalui layar. Ketiga, perlu dilakukan studi komparatif lintas negara Asia Tenggara untuk memahami apakah konsep seperti sungkan memiliki padanan budaya—seperti kreng jai di Thailand atau hiya di Filipina—dan bagaimana adaptasi kerangka ini dapat mendukung komunikasi yang efektif dalam konteks ASEAN yang multibudaya. Penelitian-penelitian ini akan membantu memperkuat validitas lintas konteks dari model komunikasi cerdas, memperdalam pemahaman tentang hambatan budaya, serta memperluas aplikabilitasnya dalam pelatihan kepemimpinan dan pengelolaan tim lintas budaya di kawasan Asia Tenggara.

References

1. Putting Framing in Perspective: A Review of Framing and Frame Analysis across the Management and Organizational... doi.org/10.1080/19416520.2014.875669Putting Framing in Perspective A Review of Framing and Frame Analysis across the Management and Organizational doi 10 1080 19416520 2014 875669
2. Cronbach's alpha reliability: Interval estimation, hypothesis testing, and sample size planning... onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/job.1960Cronbachs alpha reliability Interval estimation hypothesis testing and sample size planning onlinelibrary wiley doi 10 1002 job 1960
3. Driving Employee Engagement: The Expanded Role of Internal Communications - Karen Mishra, Lois Boynton,... doi.org/10.1177/2329488414525399Driving Employee Engagement The Expanded Role of Internal Communications Karen Mishra Lois Boynton doi 10 1177 2329488414525399

Metadata

File size	349.11 KB
Pages	22
DMCA	ReportReport