CBIORECBIORE

International Journal of Renewable Energy DevelopmentInternational Journal of Renewable Energy Development

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh temperatur terhadap karakteristik listrik modul fotovoltaik kristalin dan amorf dalam kondisi luar ruang di Nawabshah. Pengujian dilakukan di atap gedung departemen dengan pencatatan kondisi iklim—radiasi matahari global, suhu ambient, kecepatan angin, dan kelembaban relatif—menggunakan Stasiun Cuaca Profesional HP-2000 pada pagi, siang, dan sore hari. Tegangan hubung terbuka modul diukur dengan Prova-210 dan suhu modul dengan Prova-830. Intensitas radiasi global tertinggi tercatat pada siang hari, suhu ambient tertinggi pada sore hari, dan kelembaban relatif tertinggi pada pagi hari. Modul amorf menunjukkan temperatur rata-rata 0,7°C–1,6°C lebih tinggi dibanding polikristalin, film tipis, dan monokristalin. Tegangan hubung terbuka maksimum rata-rata tertinggi dicapai oleh modul amorf (96,7% kondisi standar) dan terendah oleh film tipis (81,3%), sedangkan arus hubung singkat maksimum rata-rata tertinggi dihasilkan oleh modul film tipis (64,9%) dan terendah oleh amorf (51,4%). Daya maksimum rata-rata tertinggi dihasilkan oleh modul polikristalin dan terendah oleh modul amorf. Modul kristalin (polikristalin dan monokristalin) juga menunjukkan fill factor lebih tinggi dibanding film tipis dan amorf.

Analisis menunjukkan bahwa suhu operasi modul PV berbeda antar teknologi, dengan modul amorf memiliki nilai temperatur rata-rata tertinggi dan monokristalin terendah, yang memengaruhi karakteristik I–V dan P–V.Tegangan hubung terbuka rata-rata tertinggi dicapai oleh modul amorf (96,7% STC) sedangkan arus hubung singkat rata-rata tertinggi dicapai oleh modul film tipis (64,9% STC), dan daya rata-rata tertinggi dihasilkan oleh modul polikristalin (36,3% STC).Selain itu, modul kristalin (polikristalin dan monokristalin) memiliki fill factor rata-rata 0,73 lebih tinggi dibandingkan film tipis dan amorf sehingga menunjukkan keunggulan performa di berbagai kondisi iklim outdoor.

Penelitian selanjutnya dapat diarahkan pada studi kinerja panel fotovoltaik kristalin (monokristalin dan polikristalin) serta non-kristalin (amorf dan film tipis) selama satu tahun penuh di Nawabshah dengan mengukur suhu modul, radiasi matahari, kelembaban, dan kecepatan angin pada setiap musim. Hal ini akan membantu menjawab pertanyaan penelitian tentang bagaimana fluktuasi musim memengaruhi output tegangan, arus, dan daya pada tiap teknologi modul. Selain itu, sebuah arah studi baru adalah merancang dan menguji model matematika prediktif yang mengintegrasikan parameter suhu modul, kelembaban, dan kecepatan angin untuk memperkirakan kurva I–V dan daya keluaran secara real time pada kondisi cuaca berbeda. Penelitian lain yang penting adalah mengevaluasi dampak penumpukan debu dan kotoran pada permukaan panel serta efektivitas berbagai teknik pembersihan sederhana, misalnya pencucian air dan penggunaan sikat udara, dalam mempertahankan kinerja listrik dan memperpanjang umur modul. Dengan menggabungkan ketiga ide ini—analisis musiman, pengembangan model prediktif, dan studi penumpukan kotoran—kita dapat memperoleh wawasan yang lebih komprehensif tentang faktor-faktor yang memengaruhi performa PV di lapangan dan merumuskan rekomendasi desain dan pemeliharaan sistem surya yang lebih efektif.

  1. Influence of Temperature on Electrical Characteristics of Different Photovoltaic Module Technologies... ijred.cbiore.id/index.php/ijred/article/view/16400Influence of Temperature on Electrical Characteristics of Different Photovoltaic Module Technologies ijred cbiore index php ijred article view 16400
File size758.8 KB
Pages7
DMCAReportReport

ads-block-test