UNILAUNILA

Jurnal Sylva LestariJurnal Sylva Lestari

Perubahan tutupan lahan pada Taman Nasional Way Kambas (TNWK) berubah secara cepat. Data mengenai perubahan penutupan lahan tahun 1996, 2002, dan 2010 di TNWK dianalisis dengan menggunakan teknik penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG). Analisa juga meliputi perubahan penutupan lahan pada setiap zonasi pengelolaan taman nasional. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-September 2012 di Taman Nasional Way Kambas. Data yang dikumpulkan berupa citra Landsat ETM dan TM (1996, 2002, dan 2010), titik verifikasi lapangan, dan data atribut berupa zonasi kawasan. Data spasial diolah dengan software Erdas imagine versi 8.5 dan Arc View versi 3.3, sedangkan data atribut diolah secara diskriptif dan dianalisa secara kualitatif. Tipe penutupan lahan di Taman Nasional Way Kambas dikelompokkan menjadi 9 kelas yaitu hutan, hutan lahan basah, lahan basah, semak, alang-alang, lahan terbuka, badan air, lading, dan tidak ada data (awan dan bayangan awan). Penutupan lahan terluas pada zona rimba dan pemanfaatan intensif adalah alang-alang sedangkan zona khusus konservasi dan zona inti memiliki penutupan lahan terluas berupa hutan.

Penutupan lahan di Taman Nasional Way Kambas dikelompokkan menjadi 9 (sembilan) kelas yaitu hutan, hutan lahan basah, semak, alang-alang, lahan terbuka, lahan basah, ladang, badan air, dan no data.Pada tahun 1996-2002 penutupan lahan hutan mengalami perubahan terbesar menjadi semak sebesar 4.454,02 ha sedangkan pada tahun 2002-2010 penutupan lahan hutan mengalami perubahan terbesar menjadi hutan lahan basah sebesar 2.Penutupan lahan pada zona rimba dan zona pemanfaatan intensif didominasi oleh alang-alang sedangkan zona khusus konservasi dan zona inti didominasi berupa hutan.

Untuk penelitian selanjutnya, penting untuk menggali lebih dalam mengenai faktor-faktor eksternal seperti perubahan iklim yang mungkin mempengaruhi dinamika tutupan lahan di Taman Nasional Way Kambas, serta bagaimana pengaruh kebijakan konservasi terhadap perubahan ini. Selain itu, perlu dilakukan penelitian tentang efek jangka panjang dari rehabilitasi lahan terhadap ekosistem lokal, dengan fokus pada keanekaragaman hayati dan upaya restorasi vegetasi. Saran ketiga adalah mengeksplorasi interaksi antara masyarakat sekitar dan perubahan tutupan lahan, termasuk pemahaman tentang bagaimana mata pencaharian komunitas lokal dapat berdampak pada pengelolaan kawasan taman nasional.

  1. #perubahan iklim#perubahan iklim
  2. #amfibi ordo anura#amfibi ordo anura
File size173.33 KB
Pages8
DMCAReportReport

ads-block-test