MARANATHAMARANATHA

Journal of Medicine and HealthJournal of Medicine and Health

Hipertensi hingga saat ini merupakan salah satu penyakit sistemik dengan prevalensi tertinggi di dunia, terutama di Indonesia. Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh para penderita hipertensi adalah tindakan pemberian anestesi lokal mengandung epinefrin 1:80.000 yang harus dilakukan sebelum menjalani tindakan pencabutan gigi di puskesmas. Tindakan pemberian anestesi ini berisiko karena dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba yang mungkin menyebabkan terjadinya komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat berapa besar peningkatan tekanan darah yang terjadi setelah pemberian anestesi lokal mengandung epinefrin 1:80.000. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang dilaksanakan pada April-Agustus 2017 di Puskesmas Jatinangor. Data tekanan darah merupakan data primer, didapat dari pasien dengan normotensi dan prehipertensi berusia 18-50 tahun yang menjalani tindakan pencabutan gigi. Tekanan darah diukur sebelum dan sesudah diberi anestesi lokal. Hasil menunjukan terdapat peningkatan rerata tekanan darah sistolik sebesar 3.43 mmHg. Peningkatan tekanan darah sistolik terjadi karena efek dari epinefrin yang menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah. Disimpulkan bahwa pemberian anestesi lokal dengan epinefrin 1:80.000 sebelum tindakan pencabutan gigi tergolong cukup aman dan dapat dipertimbangkan untuk digunakan pada pasien prehipertensi namun tidak dianjurkan untuk diberikan kepada pasien dengan derajat hipertensi yang lebih tinggi.

000 sebelum pencabutan gigi aman bagi pasien prehipertensi, namun belum aman bagi pasien hipertensi tingkat lebih tinggi.Selanjutnya diperlukan penelitian dengan sampel lebih besar dan populasi lebih bervariasi untuk mendapatkan hasil lebih akurat.

Berikut tiga saran penelitian lanjutan: pertama, meneliti keberlakuan anestesi lokal yang mengandung epinefrin 1:80.000 pada pasien hipertensi derajat lebih tinggi dengan desain uji klinik kontrol, untuk menilai rentang perubahan tekanan darah dan potensi komplikasi. Penting untuk mengumpulkan data tekanan darah secara real-time menggunakan monitor non-invasif serta mengikuti protokol standar ASDAAM untuk keamanan. Kedua, menguji sejauh mana konsentrasi epinefrin dapat dikurangi atau digantikan oleh agen vasokonstriktor lain (misalnya norepinefrin atau adrenalin 1:100.000) bila tetap dapat memberikan kerja anestesi lama namun menurunkan kenaikan sistolik. Penyertaan kelompok kontrol dan randomisasi memungkinkan perbandingan efektivitas dan keamanan antar agen tersebut. Ketiga, menilai pengaruh latihan relaksasi, musik, atau pemberian informasi pra-prosedur pada tingkat stres pasien, lalu mengukur dampaknya pada perubahan tekanan darah sebelum dan setelah pemberian anestesi. Penggunaan alat ukur stres (misalnya reKTAS skor) dan catatan penderitaan pasien dapat membantu mengkorelasi perlambatan respon hipertensive. Dari hasil tersebut, dapat disusun protokol pencegahan berupa teknik relaksasi yang dapat direkomendasikan kepada pasien sebelum ekstraksi. Saran ini bersifat eksploratif namun pragmatis, memudahkan tenaga medis di puskesmas dan rumah sakit dalam mengoptimalkan keamanan prosedur ekstraksi gigi pada populasi dengan risiko hipertensi. Melalui studi terkoordinasi, hasilnya diharapkan dapat mengurangi risiko komplikasi kardiovaskular dan mendorong penggunaan anestesi yang lebih aman kepada pasien dengan kondisi medis yang beragam.

  1. #tekanan darah#tekanan darah
File size356.67 KB
Pages9
DMCAReportReport

ads-block-test