INABJINABJ

The Indonesian Biomedical JournalThe Indonesian Biomedical Journal

Latar belakang: Alpha-fetoprotein (AFP) telah digunakan untuk skrining hepatocellular carcinoma (HCC), tetapi spesiisitas AFP kurang baik. Hipervaskularitas yang luas terkait HCC dapat dikendalikan oleh faktor pro-angiogenik yang dikenal sebagai vascular endothelial growth factor (VEGF). Selain itu, tingkat invasif pada lesi HCC tertentu, berkaitan dengan konsentrasi VEGF yang tinggi. Oleh karena itu, konsentrasi VEGF yang bersirkulasi pada pasien dengan liver cirrhosis (LC) dan HCC diteliti dan dianalisis. Metode: Studi dengan desain potong lintang analitik dilakukan. Diagnosis HCC dan LC dilakukan menggunakan kriteria klinis dan temuan yang diperoleh dari B-mode ultrasonography (USG), computed tomography (CT) angiography, atau magnetic resonance imaging (MRI). Darah diambil secara intravena dari semua subyek dan diproses. Serum dan plasma yang didapatkan disimpan pada suhu -80°C untuk analisis sebagai berikut: hepatitis B surface antigen (HBSAg), hepatitis C virus (HCV), alanine aminotransferase (ALT), total bilirubin, albumin, VEGF dan AFP. Hasil: Konsentrasi VEGF dan AFP secara signifikan lebih tinggi pada grup HCC dibandingkan dengan grup LC, p = 3.05 x 10-6 dan p = 8.74 x 10-5, secara berurutan. Terdapat korelasi positif signifikan (p=0.029, r=0.309) antara konsentrasi VEGF dan ukuran tumor pada grup HCC. Area under curve (AUC) untuk konsentrasi VEGF pada grup HCC dan LC adalah 0.771. Pada konsentrasi median VEGF 435.6 pg/mL, sensitivitasnya adalah 50% dan spesifisitasnya adalah 86%. Pada konsentrasi VEGF 199.99 pg/mL, sensitivitasnya adalah 74% dan spesifisitasnya adalah 76%. Kesimpulan: Temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi VEGF dapat berguna menjadi penanda akan adanya HCC pada pasien LC.

Temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi VEGF secara signifikan lebih tinggi pada pasien dengan hepatocellular carcinoma dibandingkan dengan pasien sirosis hati.Terdapat korelasi positif antara tingkat VEGF dengan ukuran tumor, sehingga VEGF dapat dijadikan sebagai penanda adanya HCC pada pasien dengan sirosis hati.

Penelitian lanjutan dapat difokuskan pada pengembangan metode deteksi VEGF yang lebih akurat untuk meningkatkan sensitivitas diagnosis HCC pada pasien sirosis. Selain itu, perlu dilakukan studi longitudinal untuk melihat apakah peningkatan kadar VEGF seiring waktu dapat memprediksi risiko terjadinya HCC pada pasien sirosis secara lebih efektif daripada marker tumor lainnya seperti AFP. Penelitian juga bisa mengeksplorasi potensi kombinasi VEGF dengan biomarker lain untuk meningkatkan akurasi diagnosis dini HCC, serta menganalisis perbedaan ekspresi VEGF berdasarkan penyebab sirosis (misalnya hepatitis B atau C) guna memahami mekanisme spesifik yang berkontribusi terhadap progresi ke arah kanker.

  1. #hepatocellular carcinoma#hepatocellular carcinoma
  2. #survivin induced protein#survivin induced protein
File size482.55 KB
Pages8
DMCAReportReport

ads-block-test