UNILAUNILA

Jurnal Sylva LestariJurnal Sylva Lestari

Hutan mangrove di Lampung Mangrove Center (LMC) Desa Margasari Lampung Timur merupakan salah satu areal yang masih baik kondisinya dan masih menyimpan berbagai potensi yang harus digali misalnya tumbuhan obat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis, keanekaragaman jenis, dan khasiat tumbuhan mangrove untuk obat. Penelitian dilakukan pada bulan April 2012 di Dusun 12 Translok Desa Margasari Lampung Timur. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode garis berpetak, dan wawancara dengan masyarakat, serta studi kepustakaan. Jumlah petak contoh yang digunakan sebanyak 12 buah. Data dianalisis menggunakan rumus kerapatan, kerapatan relatif, frekuensi, frekuensi relatif, indeks nilai penting, dan indeks keanekaragaman Shannon. Berdasarkan hasil penelitian telah diketahui sebanyak 7 jenis tumbuhan sebagai obat, antara lain: api-api (Avicennia marina) untuk obat rematik dan sakit gigi; jeruju (Acanthus ilicifolius) untuk obat kanker dan diabetes; nipa (Nypa fruticans) untuk obat asma dan diabetes; bakau (Rhizophora apiculata) untuk obat antiseptik; beluntas (Pluchea indica) untuk bau badan; jenu (Derris trifoliata) untuk obat pencuci perut; dan tapak kuda (Ipomoea pescaprae) untuk obat luka dan bisul. Api-api merupakan tumbuhan paling dominan dan penyebarannya terluas karena mempunyai nilai indeks penting yang tinggi yaitu 144,24% serta frekuensi sebesar 67,5%. Tumbuhan beluntas mempunyai kerapatan tertinggi yaitu senilai 12.708,33 individu/ha. Hutan mangrove Desa Margasari Dusun 12 Translok mempunyai keanekaragaman yang rendah, karena hasil perhitungan diperoleh nilai indeks Shannon sebesar H=0,44.

Penelitian di Dusun 12 Translok Desa Margasari menemukan tujuh jenis tumbuhan berkhasiat obat yaitu api-api, jeruju, nipa, bakau, beluntas, jenu, dan tapak kuda.Api-api merupakan spesies paling dominan dengan indeks nilai penting 144,24% dan frekuensi 67,5%.Keanekaragaman jenis tumbuhan obat di kawasan tersebut tergolong rendah dengan indeks Shannon H=0,44.

Penelitian lanjutan dapat difokuskan pada analisis senyawa aktif dalam tumbuhan mangrove seperti api-api dan jeruju untuk memverifikasi efektivitasnya sebagai obat rematik dan diabetes. Selain itu, perlu dilakukan penelitian tentang potensi kombinasi beberapa jenis tumbuhan obat mangrove agar menghasilkan formulasi pengobatan yang lebih efektif dan aman. Penelitian mengenai cara budidaya atau konservasi jenis tumbuhan obat mangrove yang dominan seperti api-api dan beluntas juga penting untuk menjaga keberlanjutan penggunaannya sebagai sumber obat tradisional.

File size349.26 KB
Pages10
DMCAReportReport

ads-block-test