KOMPETIFKOMPETIF

Jurnal Daya SaingJurnal Daya Saing

Industri pariwisata terus berkembang hingga saat ini dan telah menjadi lokomotif ekonomi dengan kontribusi besar terhadap devisa negara. Departemen Food and Beverages (F&B), khususnya F&B Product, bertanggung jawab menyediakan kebutuhan makanan dan minuman bagi tamu hotel. Penelitian ini dilakukan di Furaya Hotel Pekanbaru, dengan populasi seluruh karyawan dapur termasuk Executive Sous Chef. Tujuannya adalah untuk mengetahui upaya Executive Sous Chef dalam mengoptimalkan penggunaan bahan baku ala carte untuk meningkatkan kreativitas commis. Metode yang digunakan adalah wawancara, observasi, persetipan, dan angket, kemudian data diolah secara diskriptif. Hasil menunjukkan bahwa keterbatasan pasokan bahan baku dan harga yang mahal karena banyak bahan impor dari Singapura membuat optimalisasi bahan baku menjadi solusi penting. Executive Sous Chef berhasil meningkatkan kreativitas commis dalam memanfaatkan sisa bahan dan makanan yang masih layak konsumsi menjadi produk jualan baru. Hambatan yang ditemui meliputi karakter individu yang sulit diubah, kurangnya kepedulian terhadap pengawasan, bahan baku yang tiba dalam kondisi kurang baik, serta fasilitas penyimpanan yang sudah tua. Peningkatan kreativitas commis berdampak pada peningkatan penjualan menu ala carte, khususnya menu sup of the day, yang mengalami kenaikan dari bulan Maret hingga Juli.

Optimalisasi penggunaan bahan baku perlu dilakukan mengingat keterbatasan pasokan dan harga bahan baku utama yang mahal karena banyak menggunakan bahan impor dari Singapura.Executive Sous Chef berhasil meningkatkan kreativitas commis dalam mengolah sisa bahan penyiangan dan sisa makanan yang masih layak menjadi produk bernilai jual.Peningkatan kreativitas ini berdampak positif terhadap peningkatan penjualan menu ala carte, khususnya menu sup, meskipun terdapat hambatan dari faktor individu dan fasilitas penyimpanan.

Pertama, perlu diteliti bagaimana metode pelatihan berbasis proyek nyata dapat lebih efektif meningkatkan kreativitas commis dalam mengolah bahan sisa, dibandingkan pelatihan rutin yang sudah ada. Kedua, penting untuk mengkaji sistem rotasi dan penugasan commis secara berkala ke berbagai stasiun dapur agar mereka mendapatkan wawasan luas dan terdorong untuk berinovasi dalam kondisi berbeda. Ketiga, perlu dikembangkan studi tentang penerapan teknologi sederhana, seperti aplikasi pencatatan stok digital berbasis waktu kedaluwarsa, untuk membantu commis dan supervisor dalam memanfaatkan bahan yang hampir spoil secara lebih akurat dan kreatif. Penelitian-penelitian ini dapat melengkapi upaya yang sudah dilakukan oleh Executive Sous Chef dengan pendekatan yang lebih terstruktur, memberikan dorongan sistematis terhadap kreativitas, serta mengatasi keterbatasan pengawasan dan fasilitas penyimpanan yang sudah tua. Dengan demikian, peningkatan kreativitas tidak hanya bergantung pada pengarahan lisan, tetapi juga didukung oleh metode pelatihan yang relevan, pembagian tugas yang merangsang pemikiran baru, dan alat bantu yang mempermudah pengelolaan bahan. Hal ini juga dapat mengurangi ketergantungan pada pengawasan intensif dan membuka ruang bagi inovasi yang lebih mandiri. Selain itu, pendekatan ini dapat diukur dampaknya terhadap efisiensi operasional dan kontribusi terhadap pendapatan hotel. Oleh karena itu, penelitian lanjutan perlu dirancang untuk menguji kombinasi pelatihan, rotasi tugas, dan teknologi pendukung dalam meningkatkan kreativitas secara berkelanjutan di dapur hotel.

  1. #baku ala carte#baku ala carte
File size218.67 KB
Pages12
DMCAReportReport

ads-block-test