UncenUncen

JURNAL BIOLOGI PAPUAJURNAL BIOLOGI PAPUA

Burung pemakan buah, atau frugivora avian, memainkan peran penting dalam siklus penyebaran biji dan regenerasi hutan di ekosistem hutan Papua. Meskipun terdapat keragaman tinggi frugivora avian yang menghuni hutan hujan Papua, dan wilayah ini menghadapi tingkat gangguan hutan yang mengkhawatirkan, sebagian besar informasi tentang keberadaan mereka di habitat hutan dataran rendah masih kurang. Penelitian ini menyurvei variasi burung pemakan buah di tiga habitat hutan dataran rendah di Lembaga Taman Alam Pegunungan Cyclop dan Distrik Nimbokrang. Metode yang digunakan adalah transek garis dan titik serta identifikasi dilakukan selama survei. Sebanyak 36 spesies burung pemakan buah dari delapan keluarga ditemukan di kedua situs. Didapatkan 33 spesies dari 8 keluarga di hutan Nimbokrang dan 16 spesies dari 7 keluarga di Taman Alam. Hutan primer menunjukkan keragaman burung pemakan buah yang lebih tinggi dibandingkan hutan sekunder dan kebun hutan. Terlihat beberapa spesies Family Columbidae, seperti Macropygia amboinensis, Ducula pinon, dan Reindawena reinwardtii, bergerak dan mencari makan di sepanjang tepi hutan serta mengunjungi area terdegradasi yang masih menyediakan vegetasi dan tempat bertengger. Temuan ini memiliki implikasi bagi pengelolaan hutan dan program reboisasi hutan dataran rendah Papua.

Keragaman avian frugivora di hutan dataran rendah Cagar Alam Pegunungan Cyclops (CAPC) rendah akibat intensitas gangguan manusia tinggi seperti penebangan, pemukiman, dan perburuan.Di baik hutan primer maupun Nimbokrang, keragaman lebih tinggi dibandingkan hutan sekunder dan kebun hutan, disebabkan perbedaan struktur dan komposisi vegetasi yang memadai di hutan primer.Spesies Columbidae menunjukkan radius jelajah luas termasuk pinggiran hutan terdegradasi, sehingga hasil ini penting untuk manajemen regenerasi hutan.

Pertama, lakukan studi pemantauan penyebaran biji oleh frugivora unggulan menggunakan pelacak GPS dan uji gerimis untuk menilai efektivitas penyebaran serta dampaknya terhadap pertumbuhan bibit. Kedua, kaji pengaruh fragmentasi hutan dengan membandingkan keragaman frugivora dan tingkat penyerbukan di zona terfragmentasi dan zona utuh, agar dapat mengidentifikasi titik kritis dan strategi restorasi. Ketiga, evaluasi keberhasilan desain reboisasi yang mengintegrasikan tanaman preferensi frugivora, sehingga reforestasi meningkatkan interaksi frugivora‑vegetasi dan mempercepat regenerasi hutan. Penelitian ini akan menambah pengetahuan dasar tentang mekanisme ekologi frugivora, membantu pengelolaan hutan berkelanjutan, dan memberi dasar ilmiah bagi kebijakan konservasi di Papua.

  1. #hutan primer#hutan primer
File size202.39 KB
Pages7
DMCAReportReport

ads-block-test