BIOTROPBIOTROP

BIOTROPIABIOTROPIA

Kualitas madu monofloral dari Apis mellifera sebagai antibakteri dapat dipengaruhi oleh aktivasi enzim diastase dan metabolit sekunder dari sumber nektar. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk membandingkan aktivitas enzim diastase dan efektivitas madu monofloral yang berasal dari lebah Apis mellifera sebagai agen antibakteri alami terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Pengambilan sampel madu monofloral dilakukan dari sembilan sumber nektar yang berbeda, yaitu Acacia carpa, Calliandra calothyrsus, Nephelium lappaceum, Melaleuca laucadendron, Ceiba pentandra, Mangifera indica, Coffea robusta 1, Coffea robusta 2, dan Hevea brasiliensisensi. Selanjutnya, kandungan diastase ditentukan menggunakan spektrofotometri UV-Vis dan zona inhibisi bakteri menggunakan metode difusi cakram. Analisis komponen utama (PCA) digunakan untuk menganalisis pengelompokan enzim diastase dan aktivitas antibakteri. Hasil menunjukkan bahwa aktivitas diastase tertinggi pada madu monofloral terdapat pada Mangifera indica, Nephelium lappaceum, dan Coffea robusta 2 dengan nilai DN 20.00.

Kesimpulannya, aktivitas diastase yang dihasilkan dalam madu monofloral termasuk Mangifera indica, Nephelium lappaceum, dan Coffea robusta 2 sebesar 20.00 DN, Nephelium lappaceum, Ceiba pentandra, dan Hevea brasiliensisensi sebesar 10.67 DN, Coffea robusta 1 sebesar 5.00 DN, dan Calliandra calothyrsus sebesar 4.Zona inhibisi untuk Staphylococcus aureus pada Coffea robusta 2, Acacia carpa, Nephelium lappaceum, Coffea robusta 1, Ceiba pentandra, Hevea brasiliensisensi, Nephelium lappaceum, Calliandra calothyrsus, dan Mangifera indica masing-masing adalah 19.Selanjutnya, zona inhibisi untuk Escherichia coli pada Ceiba pentandra, Coffea robusta 2, Acacia carpa, Coffea robusta 1, Melaleuca laucadendron, Mangifera indica, Hevea brasiliensisensi, Calliandra calothyrsus, dan Nephelium lappaceum masing-masing adalah 27.Dalam penelitian ini, analisis pengelompokan didasarkan pada aktivitas antibakteri dan diastase, yaitu cluster 1 terdiri dari Hevea brasiliensisensi, cluster 2 terdiri dari Mangifera indica dan Nephelium lappaceum, cluster 3 terdiri dari Acacia carpa dan Calliandra calothyrsus, serta cluster 4 terdiri dari Melaleuca laucadendron, Ceiba pentandra, Coffea robusta 1, dan Coffea robusta 2.Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian antibakteri terhadap bakteri lain, khususnya Salmonella typhi, dan menentukan MIC madu dengan aktivitas antibakteri terbaik dalam variasi konsentrasi yang berbeda.

Saran penelitian lanjutan yang dapat dilakukan adalah bagaimana pengaruh suhu penyimpanan terhadap aktivitas antibakteri madu dari sumber yang berbeda, karena kondisi penyimpanan dapat mempengaruhi kualitas madu. Selain itu, studi lebih lanjut dapat difokuskan pada identifikasi metabolit sekunder dalam madu dan hubungannya terhadap efek antibakterinya, dengan tujuan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai mekanisme kerja madu sebagai agen antibakteri. Terakhir, pengujian efektivitas madu terhadap berbagai patogen lain yang menyebabkan infeksi juga penting untuk menjelajahi potensi madu sebagai terapi alternatif dalam pengobatan infeksi.

  1. ANTIBACTERIAL AND DIASTASE ENZYME ACTIVITIES OF HONEY Apis mellifera FROM INDONESIA | BIOTROPIA. diastase... doi.org/10.11598/btb.2024.31.1.2011ANTIBACTERIAL AND DIASTASE ENZYME ACTIVITIES OF HONEY Apis mellifera FROM INDONESIA BIOTROPIA diastase doi 10 11598 btb 2024 31 1 2011
File size399.96 KB
Pages11
DMCAReportReport

ads-block-test